In-Depth Interview (Wawancara Mendalam)
Wawancara-Mendalam (In-depth Interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawncarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Sutopo 2006: 72)
Wawancara adalah merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Esterberg, 2002). Wawancara juga merupakan alat mengecek ulang atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya dan juga merupakan teknik komunikasi langsung antara peneliti dan responden.
Menurut (Moleong, 2005 : 186) wawancara mendalam merupakan proses menggali informasi secara mendalam, terbuka, dan bebas dengan masalah dan fokus penelitian dan diarahkan pada pusat penelitian. Dalam hal ini metode wawancara mendalam yang dilakukan dengan adanya daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Wawancara merupakan bagian dari metode kualitatif. Dalam metode kualitatif ini ada dikenal dengan teknik wawancara-mendalam (In-depth Interview). Pengertian wawancara-mendalam (In-depth Interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawncarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Sutopo 2006: 72). Ciri khusus/Kekhasan dari wawancara-mendalam ini adalah keterlibatannya dalam kehidupan responden/informan.
Dalam wawancara-mendalam melakukan penggalian secara mendalam terhadap satu topik yang telah ditentukan (berdasarkan tujuan dan maksud diadakan wawancara tersebut) dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Penggalian yang dilakukan untuk mengetahui pendapat mereka berdasarkan perspective responden dalam memandang sebuah permasalahan. Teknik wawancara ini dilakukan oleh seorang pewawancara dengan mewawancarai satu orang secara tatap muka (face to face).
Kegunaan atau manfaat dilakukannya wawancara-mendalam adalah :
- Topik/pembahasan masalah yang ditanyakan bisa bersifat kompleks atau sangat sensitif
- Dapat menggali informasi yang lengkap dan mendalam mengenai sikap, pengetahuan, pandangan responden mengenai masalah
- Responden tersebar à maksudnya bahwa siapa saja bisa mendapatkan kesempatan untuk diwawancarai namun berdasarkan tujuan dan maksud diadakan penelitian tersebut
- Responden dengan leluasa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan tanpa adanya tekanan dari orang lain atau rasa malu dalam mengeluarkan pendapatnya
- Alur pertanyaan dalam wawancara dapat menggunakan pedoman (guide) atau tanpa menggunakan pedoman. Jika menggunakan pedoman (guide), alur pertanyaan yang telah dibuat tidak bersifat baku tergantung kebutuhan dilapangan
Sedangkan kelemahan dari wawancara-mendalam ini adalah adanya keterikatan emosi antara ke duanya (pewawancara dan orang yang diwawancarai), untuk itu diperlukan kerjasam yang baik antara pewawancara dan yang diwawancarainya.
Materi dalam wawancara-mendalam tergantung dari tujuan dan maksud diadakannya wawancara tersebut. Agar hasil dari wawancara tersebut sesuai dengan tujuan penelitian, diperlukan keterampilan dari seorang pewawancaranya agar nara sumbernya (responden) dapat memberikan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Beberapa teknik dalam wawancara agar berjalan dengan baik, adalah:
a. Menciptakan dan menjaga suasana yang baik.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
- Adakan pembicaraan pemanasan: dengan menanyakan biodata responden (nama, alamat, hobi dll), namun waktunya jangan terlalu lama (±5 menit)
- Kemukakan tujuan diadakannya penelitian, dengan maksud agar responden memahami pembahasan topik yang akan ditanyakan dan supaya lebih transparan kepada responden (adanya kejujuran).
- Timbulkan suasana bebas: maksudnya responden boleh melakukan aktifitas yang lain ketika sesi wawancara ini berlangsung sehingga memberikan rasa “nyaman” bagi responden (tidak adanya tekanan), misalnya responden boleh merokok, minum kopi/teh, makan dan lain-lain
- Timbulkan perasaan bahwa ia (responden) adalah orang yang penting, kerjasama dan bantuannya sangat diperlukan: bahwa pendapat yang responden berikan akan dijaga kerahasiannya dan tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam wawancara ini. Semua pendapat yang responden kemukakan sangat penting untuk pelaksanaan penelitian ini.
b. Mengadakan probing
Probes adalah cara menggali keterangan yang lebih mendalam, hal ini dilakukan karena :
– Apabila jawaban tidak relevan dengan pertanyaan
– Apabila jawaban kurang jelas atau kurang lengkap
– Apabila ada dugaan jawaban kurang mendekati kebenaran
c. Tidak memberikan sugesti untuk memberikan jawaban-jawaban tertentu kepada responden yang akhirnya nanti apa yang dikemukakan (pendapat) responden bukan merupakan pendapat dari responden itu sendiri
d. Intonasi suara
Jika pewawancara merasa lelah atau bosan atau tidak suka dengan jawaban responden, hendaknya intonasi suara dapat dikontrol dengan baik agar responden tetap memiliki rasa “nyaman” dalam sesi wawancara tersebut. Hal yang dapat dilakukan misalnya; mengambil minum, ngobrol hal yang lain, membuat candaan dll)
e. Kecepatan berbicara
Agar responden dapat mencerna apa yang ditanyakan sehingga memberikan jawaban yang diharapkan oleh pewawancara
f. Sensitifitas pertanyaan
Pewawancara mampu melakukan empati kepada responden sehingga membuat responden tidak malu dalam menjawab pertanyaan tersebut
g. Kontak mata
Agar responden merasa dihargai, dibutuhkan selama proses wawancara tersebut
h. Kepekaan nonverbal
Pewawancara mampu melihat gerakan dari bahasa tubuh yang ditunjukan oleh responden, misalnya responden merasa tidak nyaman dengan sikap yang ditunjukan oleh pewawancara, pertanyaan atau hal lainnya. Karena hal ini dapat menyebabkan informasi yang diterima tidak lengkap
i. Waktu
Dalam pelakasanaan wawancara-mendalam ini pewawancara dapat mengontrol waktu. Hal ini dikuatirkan responden dapat menjadi bosan, lelah sehingga informasi yang diharapkan tidak terpenuhi dengan baik. Waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan wawancara-mendalam yang dilakukan secara tatap muka adalah 1-2 jam, tergantung isu atau topik yang dibahas.
Sebelum dilakukan wawancara-mendalam, perlu dibuatkan pedoman (guide) wawancara. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pewawancara dalam menggali pertanyaan serta menghindari agar pertanyaan tersebut tidak keluar dari tujuan penelitian. Namun pedoman (guide) wawancara tersebut tidak bersifat baku dapat dikembangkan dengan kondisi pada saat wawancara berlangsung dan tetap pada koridor tujuan diadakannya penelitian tersebut.
Agar dalam pembuatan report serta analisa wawancara-mendalam berjalan dengan baik, diperlukan alat dokumentasi untuk menunjang pelaksanaan wawancara-mendalam tersebut. Alat dokumentasi adalah :
1. Recoder (alat perekam suara)
Hal ini bertujuan untuk memudahkan pewawancara mengingat kembali mengenai wawancara yang telah dilakukan. Sehingga dapat membantu dalam pembuatan report dan analisanya
2. Kamera
Dilakukan untuk kepentingan arsip dan juga untuk mencegah terjadinya pelaksanaan wawancara dengan responden yang sama agar informasi yang diberikan tidak bias
3. Catatan lapangan
Hal ini dilakukan sebagai informasi tambahan (faktor pendukung) dalam melakukan analisa.
DAFTAR PUSTAKA
- Metode dan Tehnik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif . Diakses dari http://salimafarma.blogspot.com/2011/05/metode-dan-teknik-pengumpulan-data.html
- TEKNIK WAWANCARA (In-depth Interview). Diakses dari http://penelitianpasar.blogspot.com/2012/03/teknik-wawancara-dalam-pengumpulan-data.html
- Metode Wawancara Mendalam (Indepth-Interview) dalam Penelitian Kualitatif. Diakses dari http://www.menulisproposalpenelitian.com/2011/04/wawancara-mendalam-indepth-interview.html
- Wawancara Mendalam. Diakses dari http://202.43.93.13/ppk/file.php/1/moddata/forum/24/156/Wawancara_mendalam.pdf.
- 7-teknik-wawancara-sae. Diakses dari http://uripsantoso.files.wordpress.com
- BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diakses dari http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/3fisippdf/207612030/bab3.pdf
- Gambar Indepth Interview : http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2Fwww.grsindia.com%2Fimages%2Findepth.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fwww.grsindia.com%2Fin-depth.html&h=291&w=300&tbnid=41BObMjmQJwkRM%3A&zoom=1&docid=YOdNrdcLrJBX0M&ei=zMpZVOz5M9O3uAT7uID4AQ&tbm=isch&ved=0CEUQMygfMB8&iact=rc&uact=3&dur=1488&page=3&start=28&ndsp=15